Apakah Blackberry masih bisa berkuasa di Indonesia?
Belakangan ini ada beberapa liputan dan artikel mengenai Blackberry. Sayangnya, semua artikel yang ada bukan membahas kebangkitan perusahaan asal Kanada ini, melainkan kemundurannya.
Perusahaan yang dulunya bernilai USD 100 miliar ini sudah kehilangan kekuatan. Minggu lalu perusahaan ini memutuskan untuk melakukan tindakan terakhir agar bisa bertahan, yaitu dengan meluncurkan Blackberry Messenger (BBM) mereka yang populer di iOS dan Android. Tapi kemudian peluncuran aplikasi itu sendiri ditunda.
Hari ini perusahaan tersebut akan meluncurkan handphone QWERTY terbaru mereka di pasar Indonesia. Tapi, handphone tersebut, Blackberry 9720, tidak menggunakan OS terbaru Blackberry (BlackBerry 10), melainkan menggunakan OS 7.
Apa arti dari kedua gerakan ini bagi Indonesia? Berikut adalah pemikiran saya mengenai kondisi BlackBerry di Indonesia saat ini:
1. Blackberry bukan lagi handphone impian
Ada masa di mana ribuan warga Indonesia rela menunggu dan mengantri lama agar bisa membeli Blackberry model terbaru. Saya berani bilang bahwa antrian yang ada saat itu lebih panjang daripada antrian untuk membeli handphone Samsung atau Apple di saat yang sama.Itu karena saat itu Blackberry adalah barang paling terkenal. Produk perusahaan ini dipandang sebagai handphone terbaik yang bisa dibeli, dan banyak orang yang mau membayar mahal untuk mendapatkannya. Fitur push email, tombol QWERTY yang inovatif, dan fitur BBM membuat Blackberry populer waktu itu. Sekarang, sangat sedikit orang membicarakan model terbaru Blackberry. Bahkan orang-orang yang membeli model Z10 dan Q10 dipertanyakan oleh teman-teman mereka karena masih tetap menggunakan Blackberry.
2. Blackberry akan tetap menarik perhatian banyak orang dengan OS lama
Alasan mengapa Blackberry akan meluncurkan model terbaru mereka dengan OS lama sangatlah sederhana: model ini ingin tetap menarik bagi pasar menengah ke bawah. Pendekatan ini sangat normal; masih banyak Android Gingerbread dan Ice Cream Sandwich yang terjual karena keduanya masih terjangkau dibandingkan dengan Android Jelly Bean yang terbaru.Seperti Nokia Asha, Blackberry murah – baik model yang baru dan yang lama dengan OS Blackberry 7 – masih cukup laku di Indonesia. Orang-orang yang dulu ingin memiliki Blackberry tapi tidak mampu membelinya kini bisa memenuhi keinginannya dengan tersedianya model yang lebih terjangkau.
Pasar yang diincar ini tentu saja bukan pasar yang kecil. Tapi ada banyak produsen handphone lokal seperti Mito dan Evercoss yang juga cukup laku dengan handphone Android Gingerbread dan feature phone. Pasar ini jelas berbeda. Tapi, Blackberry masih akan mendapatkan penggemar setia selama beberapa tahun ke depan di negara ini.
3. Blackberry harus mulai membuat handphone murah berkualitas
Handphone Blackberry terkenal lambat dan bahkan sering berhenti bekerja. Banyak orang frustrasi akan itu. Model 9720 yang terbaru pun tidak punya spesifikasi yang hebat untuk sebuah handphone baru. Tampaknya Blackberry tidak belajar dari pengalaman.Anda hanya bisa membuat orang-orang tetap menggunakan handphone Anda dalam kurun waktu tertentu. Jika mereka tidak senang dengan handphone Anda, ada banyak pesaing lain yang siap mengambil uang mereka. Jika Blackberry tidak meningkatkan kualitas produknya, bahkan handphone murah dari Blackberry akan kalah bersaing dengan handphone Android murah, yang semakin meningkat dari segi kualitas, tapi tetap murah.
4. BBM masih berkesempatan menjadi raja di Indonesia
Joshua sudah pernah membahas ini. BBM masih memiliki banyak pengguna aktif di Indonesia, dan akan ada banyak orang sepertinya (mantan pengguna Blackberry) yang mendownload aplikasi tersebut dan menggunakan aplikasi yang pernah mereka gunakan dulu.Akan ada juga orang seperti saya (bukan pengguna Blackberry) yang penasaran terhadap aplikasi baru ini dan mendownloadnya untuk mencoba. Meskipun belum pernah menggunakan BBM, saya masih punya beberapa teman yang menggunakannya dan akan mencoba menggunakannya lagi untuk mengenang masa-masa lampau.
Menurut riset terbaru dari Nielsen, BBM adalah aplikasi kedua yang paling banyak digunakan di Indonesia. Peringkat ketiga, empat, dan lima dipegang oleh WhatsApp, Line, dan WeChat. Masih ada banyak orang yang menggunakan BBM. Jadi, masih ada kesempatan untuk melanjutkan dominasinya.
5. BBM harus lebih memperhatikan infrastruktur chatting-nya
BBM selalu dipandang sebagai platform chatting yang lebih profesional dibandingkan dengan dengan aplikasi lain seperti Line dan KakaoTalk. Beberapa orang mengatakan bahwa saingan terdekat BBM adalah WhatsApp karena mirip dalam hal bersifat sederhana dan profesional. Saya sendiri menyarankan agar BBM tetap mempertahankan branding tersebut jika ingin tetap bertahan di pasar Indonesia dan memperbaiki infrastrukturnya saat ini.BBM cukup terkenal di Indonesia sebagai yang tidak selalu bisa diandalkan, karena sering mengalami pending dan terkadang jaringannya bahkan mati selama beberapa lama. Jika ini terus berlanjut, bukan hanya pemerintah Indonesia yang akan memastikan bahwa perusahaan ini membayar denda kepada penggunanya, tapi para pengguna sendiri akan perlahan-lahan berhenti menggunakan BBM sebagai aplikasi chatting utama mereka.
Meskipun mungkin tidak lagi dipandang sebagai handphone impian di Indonesia, Blackberry masih besar. Perusahaan ini punya 15 juta orang pengguna di Indonesia dan hanya waktu yang bisa mengatakan apakah perusahaan ini akan tetap menjadi salah satu perusahaan terbaik di sini dengan daya tarik model terbaru yang menggunakan OS lama mereka serta peluncuran BBM untuk iOS dan Android nanti.
0 comments:
Post a Comment